Jam yang menjadi ikon besar ini sekaligus titik nol Kota Bukittinggi. Lokasinya sangat strategis di tengah kota tidak mungkin dilewatkan untuk disinggahi.
 
    Jam Gadang Bukittinggi sudah ada sejak tahun 1926. Bangunan ini merupakan hadiah peninggalan Ratu Belanda kepada sekretaris Kota Bukittingi, Rookmaker. Bangunan tempat menempelnya jam ini masih berdiri kokoh meskipun telah diguncang gempa beberapa kali. Jam yang menjadi saksi bisu sejarah Kota Bukittinggi kini dapat dinikmati oleh masyarakat.
 
    Hal menarik dari bangunan jam ini adalah bentuk romawi yang tidak tertulis ‘IV’ melainkan ‘IIII’. Selain itu, mesin penggerak jam diproduksi Vortmann Recklinghausen pada tahun 1892. Mesin ini diklaim hanya ada dua di dunia, yaitu di Jam Gadang Bukittinggi dan Big Ben London.

    Jam Gadang Bukittinggi berada di area Taman Sabai Nan Aluih. Pengunjung yang datang kemari senang menghabiskan waktu di bagian taman. Suasana taman yang ditata dengan ciri khas taman eropa banyak menyita perhatian wisatawan. Area ini akan ramai dengan pedagang kaki lima pada malam hari.